Latest Updates

Selasa, 01 Januari 2019

Indonesia Sehat, Melalui Jaminan Kesehatan Nasional

0 komentar

Kesehatan adalah sesuatu yang wajib dimiliki oleh seseorang agar bisa berproduktifitas sesuai dengan definisi WHO (World Health Organization) dan menurut UU No.36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh sebab itu, kesehatan sangat perlu diperhatikan dalam menentukan keadaan suatu negara di masa depan.

Hari Kesehatan Nasional yang ke-54 jatuh pada tanggal 1 Januari 2019. Untuk memeperingati hari tersebut, Menteri Kesehatan mengusung tema “Indonesia Cinta Sehat” dan subtema “JKN”. Dengan peringatan hari kesehatan ini diharapkan semua pihak dapat mempersiapkan tenaga dan fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat indonesia melalui kemudahan akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga tujuan yang diharapkan di tahun 2019 tercapai melalui program ini.



JKN
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah suatu  program pemerintah untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh kepada setiap orang yang telah membayar iuran/ iurannya dibayar oleh pemerintah berupa perlindungan dan pemeliharaan kesehatan dasar sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. Dalam hal ini, JKN merupakan asuransi kesehatan sosial yang berbeda dengan asuransi komersial. Asuransi kesehatan sosial beranggotakan yang diwajibkan bagi seluruh rakyat indonesia, non profit, dan manfaatnya komprehensif. Sedangkan asuransi kesehatan komersial beranggotakan rakyat secara sukarela, bersifat profit, dan manfaatnya sesuai premi yang dibayar. Contohnya asuransi kecelakaan, asuransi kematian dan lain-lain.

Prinsip dari JKN adalah gotong royong dimana orang sehat memberikan kontribusi kepada yang sakit dan yang sakit dapat manfaat tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Jaminan yang diberikan tidak hanya upaya kesehatan tetapi juga obat dan alat medis yang diperlukan. Iuran dibayar sendiri ke BPJS kesehatan cabang terdekat untuk non pekerja sedangkan untuk pekerja, iuran dibayar oleh perusahaan sebesar 3% dan oleh pekerja sebesar 2%. Non pekerja yaitu investor, penerima pensiun, pemberi kerja, veteran, perintis kemerdekaan dan pekerja yang tidak dinaungi perusahaan. Dan Pekerja yaitu PNS, POLRI, TNI, pegawai swasta dan pekerja yang dinaungi oleh perusahaan.

Penyelenggaraan JKN diatur dalam Peraturan Presiden No.12 Tahun 2013 yang berlandaskan pada falsafah kenegaraan dimana kesehatan merupakan hak asasi manusia dan setiap negara perlu mengembangkan UHC melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial untuk menjamin pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan yang tertuang dalam “Deklarasi PBB 1948 Pasal 25 Ayat 1 tentang Hak Asasi Manusia dan Resolusi WHO ke 58 tahun 2005 di Jenewa”.

Landasan JKN juga diambil dari UUD 1945 Pasal 28H Ayat 1,2,3 dan Pasal 34 Ayat 1,2,3 yang intinya bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial dan negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan serta mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Oleh sebab itu, dengan adanya JKN diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama untuk indikator kesehatan negara yaitu Status gizi, AKI,AKB, Angka Kesakitan, dan UHH(Umur Harapan Hidup) karena Indonesia masih tergolong negara dengan IPM (Indeks Pembangunan Masyarakat) yang rendah.

Bicara tentang indikator kesehatan, AKI(Angka Kematian Ibu) dan AKB(Angka Kematian Bayi) / AKBa(Angka Kematian Balita) di Indonesia meningkat dengan angka diluar perkiraan yang diharapkan. SDKI 2012 (25 September 2013), AKI 359 per 100.000 Kelahiran Hidup, AKB 32 per 1000 Kelahiran Hidup, dan AKBa 40 per 1000 Kelahiran Hidup. Sedangkan SDKI tahun 2007, AKI 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, AKB 34 per 1000 Kelahiran Hidup, dan AKBa 44 per 1000 Kelahiran Hidup.

Dari data diatas, penurunan AKI merupakan tantangan terbesar didunia kesehatan. AKB dan AKBa di tahun 2012 menurun namun berbeda dengan AKI yang naik drastis jauh dari harapan yaitu 100. Peran JKN disini sangat diperlukan karena pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk obat yang diperlukan dan tidak takut ke pelayanan kesehatan dalam upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan begitu, Kematian dan kesakitan bisa dicegah.

JKN TERMANFAAT, INDONESIA SEHAT
BPJS yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang terdiri atas BJPS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS kesehatan adalah badan hukum publik milik negara yang bersifat non profit dan bertanggungjawab kepada presiden. Peserta JKN membayarkan iuran kepada BPJS dan BPJS akan bekerja sama dengan Rumah Sakit Negeri/ Swasta dengan kontrak untuk membayarkan akomodasi yang diperlukan oleh pesertanya. Sehingga bukan upaya pengobatan untuk penyakit jantung atau kecelakaan saja yang ditanggung, tetapi juga upaya pencegahan seperti imunisasi dan pemberantasan penyakit menular. Disamping itu, Perusahaan Asuransi akan bertransformasi seperti PT. Askes menjadi BPJS Kesehatan (diatur dalam UU No.40 Tahun 2004) dan PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan namun PT.Asabri dan PT.Taspen masih dalam proses.

Dengan adanya kebijakan baru ini, maka masyarakat tidak perlu risau lagi untuk ke pelayanan kesehatan. Untuk masyarakat miskin dan catat total tetap, iurannya akan dibayarkan oleh pemerintah karena mereka termasuk Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) sedangkan Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (non PBI) termasuk dalam kategori pekerja dan non pekerja seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk pembiayaan perawatan inap yang berbeda antara PBI dan non PBI namun tetap dengan menggunakan prinsip Indonesia Case Base Group (INA-CBG’s) atau berdasarkan grup penyakit contoh penyakit usus buntu. Pembiayaannya bukan berdasarkan biaya perawatan dan operasi namun total pembiayaan sehingga pelayanan yang diberikan pada pasien pun sesuai standard.

Sistem pembiayaan JKN ini merupakan alternatif cost effective yang mempertimbangkan pelayanan dan fasilitas pengobatan efisien sehingga pemberian obat sesuai dengan keperluan pasien. Peran kader-kader kesehatan sangat penting dalam menganalisis penyakit dan kebijakan yang diambil agar JKN termanfaat dan Indonesia Sehat sesuai dengan visi dibuatnya JKN. Dalam hal ini, secara otomatis akan berimplikasi pada meningkatnya status kesehatan masyarakat baik secara regional maupun nasional.

Selasa, 03 April 2018

“ENGLISH FUN”, METODE KELAS BELAJAR PADA ANAK-ANAK PANGGANGSARI

0 komentar


Menyenangkan saat berbagai ilmu dengan anak-anak yang luar biasa keinginan untuk belajarnya.

         Kegiatan kelas belajar merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap minggunya. Kelas belajar ini diikuti oleh anak-anak panggangsari yang sangat bersemangat untuk memperlajari tentang bahasa inggiris. Setelah pindah rumah, kegiatan ini jarang dilakukan hingga 2 bulan terakhir. Seminggu, anak-anak belajar dengan pencerah nusantara sebanyak 2 – 3 kali. Kegiatan dibawah ini terakhir kalinya 
Foto terakhir kak Ana bersama anak-anak sekaligus memberikan kenangan buku English Fun untuk Rumah Belajar Panggangsari

      Orangtua anak-anak juga sangat senang dengan kehadiran kami yang datang untuk melaksanakan kelas. Anak-anak yang diajar juga beragam, ada yang masih SD, SMP dan bahkan TK atau belum sekolah. Mereka bersemangat karena melihat temannya yang lain. Materi yang diajarkan juga bermacam yaitu perkenalan dasar, mengenal lingkungan sekitar, menanyakan kabar, mengenal peralatan sekitar mereka. Mereka menerima pelajaran dengan baik dan sebelum pelajaran dimulai, akan dilakukan review pelajaran sebelumnya. 
Anak-anak sedang belajar dengan kak Ina tentang "Fruits"
Aira, belajar mengenal huruf dan belajar menggambar bersama Kak Ana

Anak-anak bermain setelah belajar
Sebelumnya, mereka tidak hanya belajar bahasa inggris, tetapi juga Matematika dan Pelajaran dasar lainnya. Namun, anak-anak ini lebih tertarik dengan bahasa inggris sehingga kita fokus untuk mengajarkan bahasa inggris dengan metode menyenangkan. Metodenya yaitu melihat langsung alam, bermain, bernyanyi, video, mengoreksi temannya, dan lain-lain. 

Kegiatan ini biasa dilakukan sore hari saat anak-anak selesai Mengaji di Musholla Panggangsari. Tetap semangat anak-anak ku, “hafal kaji karena diulang”.  Selalu mengulang materi yang diberikan dan jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengajarkan. sayangnya, tidak ada aktor lokal yang meneruskan kegiatan ini sehingga apa yang dipelajari, takutnya bisa lupa. 


“Jadilah seperti air hujan, yang mengaliri sawah untuk memanen padi yang perlu menunggu”
Penulis: S.Sitorus
“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat #SayaPencerah #PencerahNusantara #Panglima #Kamibergerak #PN5Cirebon #PuskesmasLosari #Menginspirasi #Berbagi #BahagiaSederhana

Selasa, 06 Maret 2018

SATU HARIAN BERASAMA SANITARIAN PUSKESMAS LOSARI

0 komentar

         
Selasa, 6 Maret 2018
Botol Sample Air PDAM
(Pemeriksaan Mikrobiologi)
Pencerah Nusantara mendampingi sanitarian seharian dalam kegiatannya. Pendampingan ini berkaitan dengan evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Kesehatan Lingkungan. “Mb Rukmi” begitulah panggilan sehari-harinya. Pukul 07.15 WIB, Ibu Rukmi sudah turun ke desa sehingga terkadang sering tidak mengikuti apel pagi karena pengambilan sample berpacu dengan waktu hidupnya Air PDAM.
Titik awal dimulai dari Desa Ambulu. Sebelum pengambilan sample, Ibu Rukmi menyiapkan alat dan bahanya seperti Box, Botol, Kapas Alkohol, Korek Api, Stiker, dan lain-lain.

Selanjutnya perjalanan kami menuju Desa kalisari. Satu sasaran sample tidak menggunakan Air PDAM lagi. Tatangan sejatinya dilapangan sangat berasa seolah sedang melakukan penelitian (Jadi teringat masa kuliah)..

Sample yang telah diambil, lalu diantarkan Ibu Rukmi ke UPT Laboratorium Kesehatan Lingkungan di Jalan Rd.Dewi Sartika No. 126, Sumber, Kabupaten Cirebon.  Terlihat kedekatan anatara pegawai labkesling dengan sanitarian ini membuktikan bahwa koordinasi dan pengantaran sample sudah rutin dilaksanakan. Menaiki ambulance Puskesmas, kami melanjutkan perjalanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang tidak jauh dari lokasi labkesling.
Pengantaran Sample Air dari Sarana PDAM
Di Dinas Kesehatan, Sanitarian melaporkan penggunaan kaporit dan lisol yang telah diberikan minggu lalu karena Salah satu desa wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Losari mengalami banjir yaitu Dusun Kepundang, Desa Losari Kidul. Seperti biasa, perbincangan terjadi tentang keadaan kesehatan lingkungan di ruangan tersebut. Sanitarian juga mendapatkan Tawas untuk menjernihkan air yang telah dikasi kaporit karena beberapa warga yang diberi kaporit mengeluhkan air bak mandi menjadi hitam. Hal ini dikarenakan sumber air masih mengandung mineral dan keruh.

Berdiskusi di Ruangan Dinas Lingkungan Hidup
Setelah itu, kita melanjutkan perjalanan ke Dinas Lingkungan Hidup di Jalan Sunan Drajat, Sumber. Sanitarian melakukan diskusi terkait pembuatan TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah dengan Reduce, Reuse, Recycle). Prinsip ini sudah banyak diterapkan beberapa tempat di Indonesia khususnya di Kabupaten Cirebon seperti di Desa Waled Asem. Prinsip tersebut menjadi solusi untuk menanggulangi sampah dan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui sistem pengelolaah sampah terpadu. Sanitarian berencana untuk merekomendasikan sistem tersebut ke Desa Ambulu dan akan dibina dari awal hingga berjalannya sistem tersebut.
Selama ini, pemerintah desa sudah sering mengadakan kerja bakti, namun masalah sampah masih menjadi “PR” bersama.

Berdasarkan penjelasan salah satu staf di Dinas Lingkungan Hidup bahwa Penyelenggaraan TPS 3R merupakan solusi yang efektif dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan lebih ramah lingkungan dalam pengelolaannya. Prinsip ini menekankan pada pengurangan, pemanfaatan, dan pengolahan sejak dari sumbernya yaitu Rumah Tangga. Hasil diskusi tersebut, keesokan harinya disampaikan ke pemerintah Desa Ambulu untuk segera ditindak lanjuti karena tumpukan sampah di beberapa titik sudah mulai meresahkan masyarakat karena baunya dan menghalangi lalu lalang masyarkat menuju balongnya.

Foto Rukmi (Sanitarian PKM)
dan Ana (PN5)
Seharian bersama beliau, memberikan banyak inspirasi bahwa ketika kamu mau bergerak, akan ada banyak jalan yang terbuka. Selalu optimis dan pantang menyerah, seperti cita-cita beliau semasa kecil yang ingin menjadi “SUPERWOMAN”…

Penulis: S.Sitorus
“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat #SayaPencerah #PencerahNusantara #Panglima #Kamibergerak #PN5Cirebon #PuskesmasLosari #KolaborasiProfesi #Kesling #PenggerakLosari #Ambulu

Sabtu, 07 Oktober 2017

PUSKESMAS LOSARI GOES TO AKREDITASI

0 komentar

Senin, 2 Oktober 2017, merupakan hari pertama proses penilaian akreditasi oleh Tim Surveior Akreditasi Puskesmas, Komisi Akreditasi FKTIP Kementerian Kesehatan RI. Tim akreditasi terdiri dari Ibu Gusti Sumarsih, S.Kep, M.Biomed; Ibu Sri Waras, SKM; dan Ibu dr. Maya. Proses penilaian tersebut berlangsung selama 3 hari (2-4 Oktober 2017). Tim surveyor disambut oleh seluruh pegawai puskesmas dan tim Pencerah Nusantara. Terlihat wajah sembab dan capek setelah melewati proses persiapan hampir 10 bulan. Tim pencerah nusantara selalu mendampingi mulai pagi hingga pagi dalam penyelesaian dokumen dan mengawal proses berjalanan sistem manajemen puskesmas sehingga seluruh pegawai terlibat dan mengetahui proses yang benar.


Penyambutan Tim Surveior Akreditasi oleh Seluruh Pegawai Puskesmas

Tim Pencerah Nusantara (PN) di UPT Puskesmas DTP Losari berperan sebagai pendamping dalam proses akreditasi yang disebut dengan PERAK (Pendamping Akreditasi) di programnya dengan indikator “terakreditasi” pada Laporan T2 ke Pusat. Sebenarnya, puskesmas ini sudah memiliki pendamping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon untuk masing-masing POKJA (ADMEN, UKM, dan UKP) dan bekerjasama dengan tim PN untuk implementasi kegiatan-kegiatannya.

             Tim Pencerah Nusantara Mendampingi Sebelum Penilaian

“Puskesmas ini memiliki potensi dengan Sumber Daya Manusianya yang masih muda-muda, implementasi instrument akreditasi sudah baik dari puskesmas yang lain. Proses akreditasi bukan akhir dari peningkatan mutu, tetapi awal dari berjalannya sistem sesuai dengan elemen penilaian akreditasi dan sistem manajemen puskesmas”, ungkap Salah satu surveyor akreditasi saat melakukan penilaian di hari terakhir. Selain itu, Puskesmas losari telah berproses untuk menjalankan Audit Internal dan Manajemen Resiko tahun 2017 dan terus melakukan perbaikan dan pengkajian terhadap input, proses, dan output puskesmas.


Kebersamaan Pegawai Puskesmas, Tim Surveior, dan Pendamping Dinkes (Ruangan Penilaian)

Perpisahan dengan Tim Surveior dan Menyanyikan Lagu “Kemesraan”

Hari terakhir penilaian, puskesmas melakukan perbaikan dokumen secepatnya dan memberikan konfirmasi sehingga pegawai puskesmas mengetahui apa yang akan dilakukan selanjutnya. Penilaian akreditasi sudah selesai dan saatnya untuk “step by step” menjalankan dan mengintegrasikan 776 Elemen penilaian dari 3 POKJA (Administrasi dan Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan) yang ada.


Tim PN, Kepala Puskesmas dan Surveyor FKTP Makan Malam Bersama di Salah Satu Rumah Makan Seafood dan Mengantar kembali surveyor ke Hotel Apita, Cirebon

“TULISLAH APA YANG KAMU KERJAKAN, DAN KERJAKAN APA YANG KAMU TULIS”

Writer: S.Sitorus
“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat #SayaPencerah #PencerahNusantara #PERAK #PINTAS
#Panglima #Kamibergerak #PN5Cirebon #PuskesmasLosari


Kamis, 07 September 2017

LAHIRNYA REAKSI (REMAJA AKTIF LOSARI) YANG BARU

0 komentar
Pembukaan Acara Penyematan REAKSI 
Oleh Kepala Puskesmas Losari
Rabu, 6 September 2017, merupakan Hari Penyematan Anggota REAKSI baru yang diselenggarakan di Aula UPT Puskesmas DTP Losari. Penyematan disaksikan oleh lintas sektor yang hadir (Komite dan Guru Pembina UKS, Perwakilan Polsek, UPT Pendidikan Losari, Ketua MUI Losari, Kepala KUA Losari, P2KB P3A, dan PKK) dan diserahkan oleh Perwakilan Kecamatan (Sekretaris Camat, Pak Widi). Lahirnya Generasi REAKSI KE-2 ini diseleksi melalui proses seleksi yang panjang yaitu Tahap 1 (Seleksi Formulir dan Essay) dan Tahap 2 (Seleksi Wawancara). Hal ini dimaksudkan agar anggota REAKSI yang terpilih bisa menjadi perwakilan sekolahnya dan “BERKOMITMEN” untuk dibina selama 8 bulan.

       Remaja Aktif Losari (REAKSI) merupakan suatu komunitas kesehatan yang anggotanya terdiri dari siswa SMP dan SMA atau Sederajat yang terpilih melalui seleksi dan dinaungi oleh Pihak Kecamatan Losari sebagai Ketua TP UKS tingkat Kecamatan, Sekolah SMP dan SMA di Wilayah Kerja UPT Puskesmas DTP Losari dan UPT Puskesmas DTP Losari. Harapannya bahwa REAKSI dapat menjadi KKR (Kader Kesehatan Remaja), Peer Educator, dan Peer Konselor di sekolahnya masing-masing.
        “Masa Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak sehingga pada masa tersebut, remaja masih labil dan sering terlibat Kenakalan Remaja (Juvenile Deliquency). Tidak heran, ketika sekarang banyak media yang memberitakan tentang tindakan remaja seperti merokok (24,7%), seks bebas (0,5%), perilaku beresiko seks bebas (55,3%), minum-minuman beralkohol, tawuran, dan lain-lain (Survei Tim Pencerah Nusantara IV, 2016)”.
     Oleh karena itu, REAKSI hadir sebagai Gate (Gerbang) untuk Memantau kesehatan remaja, Pusat informasi kesehatan remaja, Menurunkan angka seks pra-nikah, Meningkatkan partisipasi remaja dalam pembangunan kesehatan, Meningkatkan kapasitas remaja losari dalam UKS, dan Menjadikan Remaja yang lebih Produktif.
Anggota REAKSI Sedang Mendengarkan Pembahasan Tujuan REAKSI
“Kegiatan REAKSI ini sangat bagus yang bertujuan sebagai PEER KONSELOR karena Remaja biasanya akan lebih nyaman bercerita dengan teman daripada orangtuanya. Nantinya, Remaja yang sudah dibekali, diharapkan akan memberikan nasehat kepada teman disekitarnya”, tanggapan dari Kepala KUA Losari saat pembahasan Kesepakatan Pelaksaanaan Kegiatan REAKSI.
            
Seluruh rangkaian acara telah dipaparkan, Jadwal dan Pendanaan untuk kegiatan REAKSI dibahas dan akan segera ditindaklanjuti. Pihak Komite dan Pembina Sekolah dan Lintas Sektor lainnya mendukung kegiatan REAKSI ini sesuai dengan perannya masing-masing serta bersedia menjadi narasumber dalam pembinaan anggota REAKSI. Acara tersebut ditutup dengan penandatanganan Nota Kesepakatan dan Salam-salaman dengan Kader-Kader REAKSI.

Foto Bersama Dengan Anggota REAKSI Perwakilan SMA 1 Losari dan MA SGJ
At The End, Jargon REAKSI!!
Jadilah GENERASI MUDA yang BERKUALITAS, SEHAT dan SEJAHTERA serta membawa PERUBAHAN untuk LOSARI

Writer: S.Sitorus

“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat #SayaPencerah #PencerahNusantara #REAKSI
#Panglima #Kamibergerak #PN5Cirebon #PuskesmasLosari

Sabtu, 01 Juli 2017

CLOSER WITH PN5 “BIOGRAFI TIM PENCERAH NUSANTARA 5 CIREBON”

0 komentar


Pencerah Nusantara Angkatan 5 (PN 5) berasal dari berbagai wilayah dengan karakter dan budaya yang berbeda. PN 5 ini berfokus pada implementasi program yang sebelumnya telah dianalisis berdasarkan survey yang dilakukan oleh PN4. Program Pencerah Nusantara terbagi atas Kesehatan Ibu dan Anak (Akbino dan KIA Sehati), Gizi (Bika Sergap Sazi), Manajemen Puskesmas (Pendampingan Akreditasi/ PERAK, Pegawai Internal Berkualitas/ PINTAS, Pengawasan Manajemen Obat/ PMO) dan Program pengembangan (REAKSI dan Posyandu Lansia)


Amelia Hidayah
Amelia Hidayah lahir di Lolo, Sumatera Barat, 5 Januari 1994. Amel merupakan alumni Program Studi Gizi FKM UI. Semasa kuliah, ia aktif di kegiatan kampus seperti di BEM FKM UI dan UIAC dan juga memiliki kecintaan terhadap dunia sosial dan penelitian. Menjadi sebuah prestasi bagi Amel ketika hasil kegiatan sosial dan penelitiannya yang berjudul “Public Health Approaches towards Sustainable Development” dipresentasikan di 6th Asia Pasific Conference on Public Health (APCPH). Menurutnya, masalah gizi di Indonesia harus mendapat perhatian serius karena telah mencapai double burden of malnutrition. Menjadi Pencerah Nusantara baginya adalah wujud rasa cintanya terhadap kegiatan sosial, rasa terima kasihnya kepada rakyat yang telah membantu mewujudkan cita-citanya melalui beasiswa Bidikmisi, serta untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah.



Ibnu Wahyu Najatullah
Ibnu, begitu ia biasa disapa, adalah Ners lulusan Universitas Tanjungpura Pontianak tahun 2016. Lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 6 Juni 1993, awalnya Ibnu bercita-cita sebagai guru. Namun, karena keinginan Ibunda yang menginginkan salah satu anaknya berkecimpung di dunia medis, maka Ibnu memutuskan untuk mendalami pendidikan keperawatan. Saat ini, Ibnu percaya bahwa kegiatan kuratif saja tidak cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Mengikuti Pencerah Nusantara menjadi sebuah platform bagi Ibnu untuk memperkuat kegiatan promotif dan preventif agar masyarakat mampu mengakses kesehatan secara mandiri.



Maria Ulfa Nur Hidayanti
Maria lahir di Blora, 28 Agustus 1994. Anak sulung dari dua bersaudara ini adalah bidan lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Selama kuliah, Maria aktif di organisasi kemahasiswaan seperti HIMAWARRY, BEM FK Universitas Airlangga, FORISMA dan IKAMABI. Maria, yang pada dasarnya menyukai tantangan, sangat ingin mengabdikan diri untuk berkontribusi guna meningkatkan status kesehatan masyarakat. Hal ini didasari pengalaman pribadi Maria yang merasa terpanggil setelah melihat betapa beratnya perjuangan seorang bidan dalam menolong proses persalinan. Maria juga melihat sendiri betapa ketimpangan pembangunan membatasi masyarakat untuk mengakses fasilitas kesehatan. Hal ini yang menggerakkannya untuk turut ambil bagian dalam program Pencerah Nusantara. Gadis yang mempunyai hobi membaca novel ini, juga memiliki cita-cita untuk dapat melanjutkan studinya serta dapat menjadi bagian dari pembuat kebijakan kesehatan di negeri ini.

Mifthahul Jannah
Dara Minang kelahiran Payakumbuh, 4 Mei 1991, yang dikenal dengan nama Fina ini adalah dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas. Kecintaannya terhadap dunia sosial terlihat dari berbagai organisasi dan aktivitas yang ia ikuti semasa kuliah seperti BEM FK Unand, SCOPH CIMSA, bakti sosial, sunatan massal dan pembinaan dokter kecil. Penerima beasiswa Karya Salemba Empat ini juga pernah terpilih sebagai Project Officer Asian Community Health Project IFMSA Japan-CIMSA Indonesia dan mengikuti Professional Student Exchange IFMSA ke Carregi Hospital, Italia tahun 2013. Pengalaman internship di salah satu puskesmas di Sumatera Barat membuatnya sadar bahwa permasalahan kesehatan tidak dapat diselesaikan dengan hanya berdiam diri. Dengan mengikuti Pencerah Nusantara, Fina percaya bahwa ia telah mengambil langkah kecil dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

Syafriana Sitorus
Gadis kelahiran Tanjungbalai, Sumatera Utara, 1 Juli 1995 ini adalah Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional dan internasional. Ia dipercaya untuk memegang beberapa proyek penelitian seperti TB CEPAT, HIV, SUFA, PHBS, dan Penyakit Tropis. Baginya, mengikuti Pencerah Nusantara adalah panggilan hati untuk menjadi cahaya yang menerangi bagian kecil Indonesia. Selama ini, tenaga kesehatan hanya berfokus pada wilayah perkotaan dan seringkali tenaga kesehatan bekerja tanpa dukungan infrastruktur yang memadai sehingga esensi 3 pilar kesehatan masih timpang. Setelah menggali pengalaman bersama Pencerah Nusantara, ia berencana untuk bisa belajar lebih mendalam mengenai “Health Management or Public Policy” di Australia. Harapannya, ilmu yang ia miliki bisa diaplikasikan untuk membangun kampung halaman dan Indonesia.


“Jadilah kertas kosong yang bisa ditulisi, sebab ia akan menjadi buku yang akan memberikan cahaya untuk orang lain”..


Penulis: S.Sitorus
Fotografer: Adin Losari
“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat #SayaPencerah #PencerahNusantara #Panglima #Kamibergerak #PN5Cirebon #PuskesmasLosari #KolaborasiProfesi

Rabu, 28 Juni 2017

LEBARAN (KITA) DI TANAH LOSARI

0 komentar

"Often we more easily forgive someone who has done wrong than to forgive a man who was telling the truth"
Dua purnama sudah kita lewati bersama, Bulan Ramadhan sudah berakhir dan memasuki Bulan Syawal. Hari Minggu tepatnya pada tanggal 25 Juni 2017, tim Pencerah Nusantara (PN) 5 merasakan suasana lebaran dengan keluarga baru (jauh dari kampung halaman). Syafriana (Medan), Maria (Blora), dr.Fina (Padang), Amelia (Padang), dan Ibnu W (Kalimantan), satu pun dari mereka tidak bisa cuti karena belum 3 bulan di daerah penempatan. Selain itu, dokter PN juga mendapatkan jadwal jaga untuk Posko Mudik Lebaran. Puskesmas Losari merupakan puskesmas perbatasan dan berada di jalur pantura sehingga pasien di puskesmas ini banyak khususnya pasien KLL (Kecelakaan Lalu Lintas). Namun, Malam takbiran diisi dengan kegiatan arak-arakan dari perwakilan setiap Musholla di Desa Mulyasari. Malam itu, kemeriahan lebaran terlihat di setiap sudut desa diiringi dengan gema takbir.

Tim PN5 Bersama Mba Arofah Berfoto di Arakan Pemenang I
Makan Khas Losari (Sayur Cabe)

Pagi harinya, Lebaran Pertama (Minggu, 25 Juni 2017), Tim PN Cirebon 5 berangkat untuk melaksanakan sholat Idul Fitri di Mesjid Baiturrahman, Ambulu. Sepanjang perjalanan, kita melihat keramaian dan keceriaan memeriahkan Idul Fitri bersama keluarganya. setelah sholat, kita mendapat undangan makan di rumah Bidan Diana (Desa Ambulu) dengan menu khas Losari “Sayur Cabe”. Setelah itu, kita melanjutkan touring Silaturrahmi ke Rumah Mba Arofah (Desa Mulyasari), Buk Atun (Desa Losari Lor), dan Buk Eka (Desa Panggangsari). Bahkan kita mendapat kiriman dari tetangga dan makanan khas idul fitri yang cukup untuk menemani kami bercengkrama malam.

Lebaran kedua (Senin, 26 Juni 2017),Tim PN Cirebon 5 melanjutkan agenda silaturrahmi ke rumah Pak Kholil (Lebeh/ Kaur Kesra Panggangsari), Pak Aliudin (Kuwu Losari Kidul), Buk Nining (Kader Losari Kidul), Pak Andi (Panggangsari), Buk Kader (Desa Tuk Sari), dan Buk Hj.Heni (Desa Ambulu).
Foto Tim PN Cirebon Bersama Keluarga Kuwu Losari Kidul

Foto Tim PN Cirebon Bersama Kaurkesra Desa Panggangsari dan Kader Desa Losari Kidul

Foto Bersama Tim PN dengan Bapak dan Ibu Polsek
Lebaran ketiga (Selasa, 27 Juni 2017),Tim PN Cirebon 5 sudah mengagendakan silaturrahmi ke rumah Pak Kapolsek Losari, Zufrin di Kota Cirebon. Sebelumnya kita sudah mendapatkan konfirmasi lewat leader untuk mengosongkan agenda pada hari tersebut. Titik kumpul berada di Polres Losari yang berada didepan gang dari rumah tim PN. Kami berangkat bersama Pak Zufrin (yang ternyata berasal dari Padang) dan Pak Agus menaiki mobil beliau. Di rumah beliau, kita disambut dan disajikan makanan khas padang. Siangnya, kami melanjutkan agenda untuk menjenguk Mba Anah (salah satu staff puskesmas yang kece badaiii).

Setelah bercerita dan makan bersama lagi, kami melanjutkan perjalanan mengunjungi rumah camat Losari (Bapak Cholik) ditemani oleh suaminya mba Anah. Setibanya dirumah, kami menelfon dan mendapatkan kabar bahwa beliau sedang menjenguk keluarganya yang dirawat di rumah sakit. Namun, beliau mengundang kami untuk menghadiri acara halal bi halal malam harinya. Akhirnya kami pulang ke rumah dan istirahat. Setelah isya, kami berangkat ke lokasi pertemuan yaitu Rumah Pak Memet. Pertemuan itu dihadiri oleh 20 komunitas losari termasuk dari Sanggar Tari Nani Topeng Losari ditemani dengan suguhan khas-khas losari yang selalu ada. Pertemuan tersebut membahas tentang rencana pengadaan Festival Budaya Losari dan budaya-budaya (seperti biasa, mereka banyak menggunakan bahasa jawa yang kita tidak pahami. Dan kita hanya tersenyum sambil berkat “ngeh”).


Foto bersama Tim PN dengan Camat dan Perwakilan Komunitas Losari

            Lebaran selanjutnya, Tim PN Cirebon 5 bersilaturrahmi ke rumah-rumah tetangga, rumah pak RT, pak Ustadz, dan pegawai puskesmas yang berada disekitaran losari. Tim Pencerah Nusantara juga menghabiskan waktu liburan untuk mengeksplor kekayaan alam bersama dengan pegawai puskesmas sehingga lebaran (kita) ini tidak terasa sunyi walaupun jauh dari keluarga. *at the end

Writer: S.Sitorus
“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat #Panglima
#PN5Cirebon #kolbaroasi #tidakpulangkampung #lebarankita

#PuskesmasLosari #lebaranbersamakeluargalosari

Blog Archive