Kamis, September 01, 2016
Pencerah Nusantara Cirebon
CIREBON – Puskesmas
Losari dan Pencerah Nusantara Cirebon mengajak sejumlah mahasiswa KKN (Kuliah
Kerja Nyata, red.) dari Universitas Nahdlatul Ulama untuk bekerjasama menyebarluaskan
informasi tentang penyakit campak dan akan diadakannya vaksinasi campak massal melalui
gerakan “Ketuk 1000 Pintu” pada hari Kamis, 1 September 2016. Gerakan “Ketuk
1000 Pintu” merupakan sebuah gerakan kolaborasi antara Puskesmas Losari, Tim
Pencerah Nusantara Cirebon dan para mahasiswa dalam rangka menindak lanjuti
adanya penemuan campak di dua desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Losari Cirebon, yaitu Desa Ambulu dan Kalisari beberapa waktu yang lalu. Konsep
sederhana berupa kunjungan dari rumah ke rumah sebagai alternatif cara
penyebarluasan informasi pun ditempuh, demi meyakinkan warga agar mau membawa
balitanya datang ke Posyandu untuk mendapat vaksinasi campak.
Campak
atau yang dalam bahasa lokal disebut dengan ‘tampek’,
adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dan seharusnya
sudah bisa dieliminasi dengan sudah adanya vaksin campak. Namun sayangnya,
seringkali orangtua masih ada yang tidak mau mengikutkan anaknya untuk
imunisasi dengan berbagai alasan, seperti misalnya, takut anaknya menjadi
demam. Oleh karenanya, penemuan campak pada saat ini masih banyak didapati di
berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon
saja.
Untuk
itulah, sekitar 40 mahasiswa/i KKN UNU yang ditempatkan di empat desa wilayah
Kecamatan Losari berkomitmen untuk turut ikut membantu Puskesmas Losari dalam
penanggulangan campak. Para mahasiswa/I berkumpul di Balai Desa Ambulu sejak
pukul 07.30 WIB di wilayah tersebut. Acara ini dibuka dengan diisi sambutan
dari pihak pemerintah desa, dosen pendamping mahasiswa, pemegang program
imunisasi Puskesmas Losari dan dilanjut pengarahan kegiatan. Aksi mereka untuk
turun menyusuri rumah warga pun dimulai pada pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB,
para mahasiswa bergerak dengan memakai ikat kepala bertuliskan “Ketuk 1000
Pintu” dan tidak ketinggalan, dengan membawa bekal semangat khas mahasiswanya.
Para mahasiswa
terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu 1 kelompok untuk bergerak di Desa
Ambulu, dan 1 kelompok bergerak di Desa Kalisari. Dalam 1 kelompok, mereka
masih terbagi lagi menjadi beberapa tim (1 tim terdiri dari 2 orang) yang
disebar di dusun yang berbeda untuk mendatangi rumah warga yang memiliki balita
satu persatu. Secara bergantian dengan teman satu timnya, mereka menjelaskan
secara singkat apa itu 'tampek', gejala, dampak, pencegahan hingga berujung pada himbauan untuk datang ke posyandu dan
mengikuti vaksinasi pada hari Jum’at (2 September 2016) untuk Desa Ambulu dan
Sabtu (3 September 2016) untuk Desa Kalisari.
'Tampek', ternyata sudah tak asing lagi bagi masyarakat Desa
Ambulu dan Kalisari. Namun, yang sangat disayangkan, masyarakat banyak yang
masih menganggap remeh penyakit ini. Penanganan khusus pun sering tidak
dilakukan, karena masyarakat menganggap bahwa penderita akan sembuh sendiri,
tanpa tahu pula bahwa penyakit ini akan begitu mudahnya menyebar ke orang-orang
di sekitar. Padahal, campak dapat menular melalui udara (droplet) yang keluar pada saat
penderita bersin atau berbicara dan melalui kontak langsung dari sekret hidung
dan tenggorokan penderita campak. Tanpa adanya penanganan khusus, penyebaran
virus akan terjadi dengan mudahnya, apalagi bila anak tetap dibiarkan bermain
di luar bersama teman-temannya. Bila sudah begini, merupakan sebuah ketidak
mustahilan penyakit ini akan berkembang menjadi wabah dan berubah status
menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Pada gerakan ini, Puskesmas Losari- Mahasiswa/I KKN UNU -
Pencerah Nusantara Cirebon mencoba untuk menyebarluaskan urgensi tentang
dilakukannya vaksinasi campak, agar dampak berupa dapat menurunnya kualitas
sumber daya manusia yang diakibatkan oleh campak dapat dicegah dengan segera.
Muhammad Hakim, salah satu ketua kelompok KKN UNU, mengungkapkan bahwa mereka
setuju untuk bergabung dengan gerakan ini karena dianggap bagus untuk
menanggulangi agar balita yang sudah tidak terkena campak tidak terkena campak
lagi dan yang belum terkena tidak akan terkena. “Lamun oyeg, keberkahan dapat. Kita bergerak dari pagi sampai jam
segini ya nanti keberkahannya didapatkan sendiri. Jadilah seperti kedua tangan,
jangan jadi seperti kedua telinga. Melihat keadaan yang seperti ini, yang
hendaknya kita bergeraknya jangan sampai disuruh, tapi dengan sukarela.
Harapannya dengan berpartisipasi dengan gerakan ini, mudah-mudahan kasus campak
tidak terjadi kembali.”
Pemaparan panjang kepada Mahasiswa UNU tentang urgensi
penanggulangan campak di Losari memang sudah disampaikan beberapa waktu
sebelumnya oleh Tim Pencerah Nusantara, sehingga mereka mau bergabung dalam
gerakan ini dengan sukarela. Sayangnya, berbeda dengan mereka yang sudah
mendapat pemaparan, masih banyak masyarakat kita yang tidak tahu, bahwa akibat
jangka panjang campak bisa berlanjut menjadi pneumonia (radang paru), terhambatnya tumbuh kembang anak,
mengalami gizi buruk hingga mengalami kebutaan. Satu-satunya jalan pencegahan
agar terhindar dari campak pada saat ini hanya ada satu, yaitu melalui
imunisasi campak saat anak usia 9 bulan, 18 bulan dan 2 tahun serta ketika ada
imunisasi campak massal. (un)
0 komentar :
Posting Komentar