

Selasa, 6 Maret 2018
![]() |
Botol Sample Air PDAM (Pemeriksaan Mikrobiologi) |
Pencerah Nusantara
mendampingi sanitarian seharian dalam kegiatannya. Pendampingan ini berkaitan
dengan evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Kesehatan Lingkungan. “Mb
Rukmi” begitulah panggilan sehari-harinya. Pukul 07.15 WIB, Ibu Rukmi sudah
turun ke desa sehingga terkadang sering tidak mengikuti apel pagi karena
pengambilan sample berpacu dengan waktu hidupnya Air PDAM.
Titik awal dimulai
dari Desa Ambulu. Sebelum pengambilan sample, Ibu Rukmi menyiapkan alat dan
bahanya seperti Box, Botol, Kapas Alkohol, Korek Api, Stiker, dan lain-lain.
Selanjutnya perjalanan
kami menuju Desa kalisari. Satu sasaran sample tidak menggunakan Air PDAM lagi.
Tatangan sejatinya dilapangan sangat berasa seolah sedang melakukan penelitian
(Jadi teringat masa kuliah)..
Sample yang telah
diambil, lalu diantarkan Ibu Rukmi ke UPT Laboratorium Kesehatan Lingkungan di
Jalan Rd.Dewi Sartika No. 126, Sumber, Kabupaten Cirebon. Terlihat kedekatan anatara pegawai labkesling
dengan sanitarian ini membuktikan bahwa koordinasi dan pengantaran sample sudah
rutin dilaksanakan. Menaiki ambulance Puskesmas, kami melanjutkan perjalanan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang tidak jauh dari lokasi labkesling.
![]() |
Pengantaran Sample Air dari Sarana PDAM |
Di Dinas Kesehatan,
Sanitarian melaporkan penggunaan kaporit dan lisol yang telah diberikan minggu
lalu karena Salah satu desa wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Losari mengalami
banjir yaitu Dusun Kepundang, Desa Losari Kidul. Seperti biasa, perbincangan
terjadi tentang keadaan kesehatan lingkungan di ruangan tersebut. Sanitarian juga
mendapatkan Tawas untuk menjernihkan air yang telah dikasi kaporit karena
beberapa warga yang diberi kaporit mengeluhkan air bak mandi menjadi hitam. Hal
ini dikarenakan sumber air masih mengandung mineral dan keruh.
![]() |
Berdiskusi di Ruangan Dinas Lingkungan Hidup |
Setelah itu, kita
melanjutkan perjalanan ke Dinas Lingkungan Hidup di Jalan Sunan Drajat, Sumber.
Sanitarian melakukan diskusi terkait pembuatan TPS 3R (Tempat Pengelolaan
Sampah dengan Reduce, Reuse, Recycle). Prinsip ini sudah banyak diterapkan
beberapa tempat di Indonesia khususnya di Kabupaten Cirebon seperti di Desa
Waled Asem. Prinsip tersebut menjadi solusi untuk menanggulangi sampah dan
melakukan pemberdayaan masyarakat melalui sistem pengelolaah sampah terpadu.
Sanitarian berencana untuk merekomendasikan sistem tersebut ke Desa Ambulu dan
akan dibina dari awal hingga berjalannya sistem tersebut.
Selama ini, pemerintah
desa sudah sering mengadakan kerja bakti, namun masalah sampah masih menjadi “PR”
bersama.
Berdasarkan penjelasan
salah satu staf di Dinas Lingkungan Hidup bahwa Penyelenggaraan TPS 3R merupakan
solusi yang efektif dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan lebih ramah
lingkungan dalam pengelolaannya. Prinsip ini menekankan pada pengurangan,
pemanfaatan, dan pengolahan sejak dari sumbernya yaitu Rumah Tangga. Hasil diskusi
tersebut, keesokan harinya disampaikan ke pemerintah Desa Ambulu untuk segera
ditindak lanjuti karena tumpukan sampah di beberapa titik sudah mulai
meresahkan masyarakat karena baunya dan menghalangi lalu lalang masyarkat
menuju balongnya.
Foto Rukmi (Sanitarian PKM) dan Ana (PN5) |
Seharian bersama beliau, memberikan banyak inspirasi bahwa ketika kamu mau bergerak, akan ada banyak jalan yang terbuka. Selalu optimis dan pantang menyerah, seperti cita-cita beliau semasa kecil yang ingin menjadi “SUPERWOMAN”…
Penulis: S.Sitorus
“Tunjukkan Baktimu, Mulai Aksimu”
#LosariSehat
#SayaPencerah #PencerahNusantara #Panglima #Kamibergerak #PN5Cirebon
#PuskesmasLosari #KolaborasiProfesi #Kesling #PenggerakLosari #Ambulu
0 komentar :
Posting Komentar